Pengikut

Mengenai Saya

Foto saya
saya orang yang mau trima teman yang baik yang tidak menusuk temannya dari belakang
Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

KEGIATAN KOMISI DISIPLIN

Pada saat pertama kami masuk skolah kami smua murid SMK KHAIDIR NUR
 mengikuti pelatihan murid-murid agar mengikuti komisi disiplin.agar semua murid yang bersekolah di SMK KHAIDIR NUR agar memiliki rasa disiplin yang kuat.
 disitu kami di ajarkan banyak hal yaitu:

  • memiliki rasa disiplin
  • mempunyai rasa kebersamaan
  • menghargai teman
  • tidak menertawakan di atas penderitaan teman
kami mengikuti komisi disiplin slama enam hari.disuti di buat peraturan bahwa harus jam 07.00 sudah harus sampai d'skolah.jika tidak bisa menuruti peraturan tersebut maka akan dikenakan hukuman.pada hari pertama itu kami sudah mengikuti komisi disiplin disitu kami diajarkan cara baris berbaris sampai semuanya bisa melakukan baris berbaris.hari pertama itu ujan sangat deras kami tidak ada masuk kedalam kelas kami harus ujan-ujanan dan tetap melakukan baris-berbaris.
 hari kedua saat kami melakukan baris-berbaris,tiba-tiba datang seorang murid anak SMK KHAIDIR NUR yang bernama DEDEK dia adalah murid yang sangat bandal.dia datang terlambat dan akhirnya dia dikeluarkan dari skolah karna kbandalan dia dan pada saat ada acara pesantern DIGITAL dia tidak datang.disitu dia dikeluar kan dari skolah dan akhirnya dia pun pindah dari sekaloh yang sangat saya cintai ini.
     setelah itu kami melakukan baris-berbaris sampai bisa,pada saat itu masih banyak yang belum bisa maka diberi hukuman push-up minimal 5.disitu mereka benar-benar mengikuti komisi disiplin dengan sungguh-sungguh dan sampai akhirnya hukuman itu pun hilang karna sudah banyak yang bisa melakukan baris-berbaris
    hari ke tiga kami diajarkan cara
  • berguling-guling
  • merayap
  • jalan jongkok
  • jungkir
  • marangkak
disitu pada saat berguling-guling semua siswa yang melakukannya harus sampai muntah baru dikatakan lulus.tapi anehnya disitu tidak ada yang muntah hanya pening lah yang kami rasakan.sehabis kami melakukan guling-guling kami pun disuru melakukan merangkak disitu lutut kami luka semua,setelah melakukan merangkak kami melakukan jalan jongkok sampai 2 kali putaran disitu yang kami rasakan sakit sekali sampai keesokan harinya paha kami skit smua begitulah sampai hari ke lima
 hari keenam kami melakukan senam pagi dan setelah melakukan senam pagi kami pergi ke tanah lapang jalan-jalan setelah pulang jalan2 kami disuruh merayap dari gerbang sampai lapangan olah raga setelah selesai kami istirahat dan diberi minum.siang harinya kami latihan untuk persiapan nanti malam yaitu upacara dan mandi bunga.setelah kami selesai melakukan latihan tersebut kami diberi waktu untuk makan,disitu bukan makan malah teman kami yang bernama:JAELANI
                                                            -ALI
                                                            -SURYA
mereka malah bertengkar disitu sudah banyak yang melerai tapi mereka tetap saja bertengkar.akibat ulah mereka kami dikenakan hukuman disuruh guling,merayap dan merangkak.disitu kami memenuhi apa yang telah disuru oleh bapak pelatih setelah kami menyelesaikan semua kami pun diberi waktu untuk makan.
 malam pun tiba itulah saat yang kami nanti-nanti kami melaksanakannya dengan sangat bagus dan selesai kami melakukan upacara kami pun melakukan mandi bunga yang di mandikan oleh orang tua dan masing-masing guru.setelah itu kami pun beres-beres untuk pulang.begitulah yang dapat saya ceritakan

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

puisi karya chairil anwar

HOME | MY FRIEND | GALERY PHOTO
= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =

Selamat datang di blog when coih

blog ini di bertujuan meberitahukan informasi tentang
apa yang anda belum tahu dan yang sudah anda tahu
sebelum keluar dari blog ini tolong tinggalkan komentar buat saya
biar lebih maju untuk melangkah ke depan
salam rock n' roll

Puisi karya chairil anwar

Chairil Anwar (Medan, 26 Juli 1922 — Jakarta, 28 April 1949) atau dikenal sebagai “Si Binatang Jalang” (dalam karyanya berjudul Aku [1]) adalah penyair terkemuka Indonesia. Bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, ia dinobatkan oleh H.B. Jassin sebagai pelopor Angkatan ‘45 dan puisi modern Indonesia.






Chairil masuk Hollands Inlandsche School (HIS), sekolah dasar untuk orang-orang pribumi waktu penjajah Belanda. [2] Dia kemudian meneruskan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs, sekolah menengah pertama belanda, tetapi dia keluar sebelum lulus. Dia mulai untuk menulis sebagai seorang remaja tetapi tak satupun puisi awalnya yang ditemukan.[3]
Pada usia sembilan belas tahun, setelah perceraian orang-tuanya, Chairil pindah dengan ibunya ke Jakarta di mana dia berkenalan dengan dunia sastera. Meskipun pendidikannya tak selesai, Chairil menguasai bahasa Inggris, bahasa Belanda dan bahasa Jerman, dan dia mengisi jam-jamnya dengan membaca pengarang internasional ternama, seperti: Rainer M. Rilke, W.H. Auden, Archibald MacLeish, H. Marsman, J. Slaurhoff dan Edgar du Perron. Penulis-penulis ini sangat mempengaruhi tulisannya dan secara tidak langsung mempengaruhi puisi tatanan kesusasteraan Indonesia.

Salah satu hasil karyanya :AKU
Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Maret 1943



PENERIMAAN
Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati

Aku masih tetap sendiri
Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi

Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani
Kalau kau mau kuterima kembali
Untukku sendiri tapi

Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.
Maret 1943


HAMPA
kepada sri
Sepi di luar. Sepi menekan mendesak.
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memagut,
Tak satu kuasa melepas-renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti.
Sepi.
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat-mencekung punda
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertempik
Ini sepi terus ada. Dan menanti.


DOA
kepada pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu

Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh

cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk

Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling

13 November 1943



SAJAK PUTIH
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda

Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku

Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah...


SENJA DI PELABUHAN KECILbuat: Sri Ajati
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap

1946

CINTAKU JAUH DI PULAU
Cintaku jauh di pulau,
gadis manis, sekarang iseng sendiri

Perahu melancar, bulan memancar,
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak 'kan sampai padanya.

Di air yang tenang, di angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
"Tujukan perahu ke pangkuanku saja,"

Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!
Perahu yang bersama 'kan merapuh!
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!

Manisku jauh di pulau,
kalau 'ku mati, dia mati iseng sendiri.

1946

MALAM DI PEGUNUNGAN
Aku berpikir: Bulan inikah yang membikin dingin,
Jadi pucat rumah dan kaku pohonan?
Sekali ini aku terlalu sangat dapat jawab kepingin:
Eh, ada bocah cilik main kejaran dengan bayangan!

1947

YANG TERAMPAS DAN YANG PUTUS
kelam dan angin lalu mempesiang diriku,
menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin,
malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu

di Karet, di Karet (daerahku y.a.d) sampai juga deru dingin
aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang
dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu;
tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang

tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu beku
1949

DERAI DERAI CEMARA
cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam

aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini

hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah

1949

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS